Sudah dua pekan
ini wilayah Lahat Datu, Sabah, Malaysia, diduduki oleh kelompok
bersenjata dari Kesultanan Sulu, Filipina. mereka menuntut Malaysia
mengembalikan wilayah yang sedang mereka duduki itu ke Kesultanan Sulu.
Menteri
Dalam Negeri Malaysia Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein mengatakan,
negaranya tidak akan berkompromi dalam menegakkan kedaulatan. "Saya
harap mereka tidak memaksa kami," kata Hishammuddin seperti dikutip The
Star, Selasa (19/2).
Namun, Hishammuddin mengatakan Malaysia tetap
mengupayakan sengketa ini bisa diselesaikan dengan cara damai. Malaysia
tidak ingin masalah pendudukan ini diselesaikan melalui pertumpahan
darah. "Kami harus melakukan tindakan yang benar pada waktu yang tepat.
Dan jika kami harus mengambil keputusan, kami tidak akan ragu-ragu," dia
mengancam.
Diberitakan sebelumnya, sebuah kelompok yang
diperkirakan terdiri dari 100 orang dari Sulu, Filipina, dilaporkan
menduduki sebuah wilayah di Sabah. Kelompok itu dipimpin oleh Raja Muda
Azzimudie Kiram, saudara Sultan Sulu Jamalul Kiram III. Mereka menuntut
Malaysia mengembalikan wilayah di Sabah itu, yang dia klaim merupakan
warisan leluhurnya.
Pendudukan ini mulai dilakukan setelah ada
kesepakatan damai antara pemerintah Filipina dengan Front Pembebasan
Islam Moro (MILF) di Kepulauan Mindanao. Kesepakatan ini menyebut
Mindanao--termasuk Sulu--merupakan wilayah otonomi Bangsamoro dan
memberikan sebagian besar wilayah untuk dikelola secara independen.
Kesepakatan
tersebut menyebabkan Kesultanan Sulu merasa tidak mendapat lahan lagi
dan berniat merebut wilayah mereka di tempat yang lain, yaitu Sabah,
Malaysia.
Pada mulanya, wilayah Sabah atau dahulu disebut Borneo
Utara ini merupakan milik Kesultanan Brunei. Namun, Sultan Brunei
memberikan wilayah ini kepada Sultan Sulu. Pemberian ini merupakan balas
jasa bagi Sultan Sulu yang telah membantu meredam perang sipil di
Kesultanan Brunei.
SUMBER : http://www.faiyan.com/2013/03/bentrok-malaysia.html